Selasa, 08 September 2020

Resesi menyambut Indonesia

 

Resesi menyambut Indonesia

oleh : Aprelinda Purnatasari

Kevin Sandjaja - Akuntansi

Sebuah negara tidak akan bisa lepas dari unsur ekonomi. Ekonomi merupakan suatu unsur yang sangat penting bagi negara. Unsur ekonomi berperan besar terhadap perkembangan negara Indonesia, seperti sebagai penyedia dorongan untuk berproduksi, Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa berjalan dengan baik, sebagai pengatur dalam pembagian hasil produksi di seluruh anggota masyarakat agar dapat terlaksana seperti yang diharapkan, dan sebagainya.

Lalu, apakah arti dari ekonomi itu? Sistem ekonomi merupakan cara yang dipakai oleh suatu negara untuk menyelesaikan atau menghadapi masalah dalam bidang ekonomi. Setiap negara memiliki sistem yang berbeda-beda, tergantung dari situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada negaranya.

Di Indonesia, sistem ekonomi yang digunakan adalah sistem ekonomi Pancasila. Pancasila memiliki lima nilai yang dijadikan dasar dalam sistem ekonomi di Indonesia, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai kesatuan, nilai musyawarah/demokrasi, dan nilai keadilan.

            Pandemi virus corona mulai berdampak luas di sejumlah negara. Pandemi tersebut telah menimbulkan dampak yang krusial bagi dunia, khususnya dalam bidang ekonomi. Pandemi Covid tersebut bukannya menurun, malah melonjak tajam. Semakin lama maka semakin menyusutnya ekonomi global. Indonesia sendiri merasakan dampak yang sangat besar akibat dari Pandemi ini.

            Melihat di Bidang Industri, sudah banyak karyawan yang di-PHK maupun diberhentikan sementara. Begitupun dengan toko-toko yang pelanggannya mulai menurun. Mereka tidak dapat pemasukan hingga kebingungan untuk membayar karyawan mereka. Beberapa karyawan dari toko besar pun ada yang turun ke jalan, bahkan ke pelosok desa untuk menggaet pembeli.

            Pandemi Corona yang masih belum berakhir ini menyebabkan hambatan dalam perputaran ekonomi global, bahkan perekonomian negara-negara di dunia terancam jatuh ke jurang resesi. Disebutkan bahwa Jepang, Singapura, Filipina, dan Korea Selatan telah mengumumkan Resesi. Lalu bagaimanakah dengan Indonesia? Apakah yang dimaksud dengan resesi itu?

             Julius Shiskin mendefinisikan resesi ekonomi sebagai penurunan produk domestik bruto (PDB) yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut. Indikator resesi dapat ditinjau dari penurunan pada Produk Domestik Bruto (PDB), merosotnya pendapatan riil, jumlah lapangan kerja, penjualan ritel, dan terpuruknya industri manufaktur.

            Resesi terjadi saat ekonomi suatu negara mengalami meningkatnya jumlah pengangguran, menurunnya penjualan ritel, Produk Domestik Bruto negatif, tingkat pendapatan, dan manufaktur yang berkontraksi dalam jangka panjang.

            Di Indonesia sendiri, ekonomi pada kuartal III 2020 masih mengalami negative growth, Sedangkan pada kuartal IV 2020 masih berada pada zona yang sedikit lebih rendah di bawah netral.

            Meskipun Indonesia belum resmi resesi, negara kita juga pernah mengalami resesi ekonomi pada tahun 1998.

            Resesi sendiri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yakni masalah serius ekonomi yang terjadi tiba-tiba, hutang yang begitu besar hingga tidak dapat dibayar, Inflasi yang tidak terkendali, begitupun juga dengan deflasi yang berlebihan, serta penemuan teknologi baru seperti AI atau robot yang dikhawatirkan dapat mengambil alih seluruh pekerjaan.

            Dampak resesi juga dapat menimbulkan masalah besar bagi negara. Dampak ekonomi saat resesi sangat terasa dan efeknya bersifat domino dalam kegiatan ekonomi.

Produksi atas barang dan jasa juga merosot sehingga menurunkan PDB nasional. Jika tak segera diatasi, efek domino resesi akan menyebar ke berbagai sektor, seperti macetnya kredit perbankan hingga inflasi yang sulit dikendalikan, atau juga sebaliknya terjadi deflasi.

Lalu, neraca perdagangan yang minus dan berimbas langsung pada cadangan devisa. Seperti saat pandemi ini, investasi anjlok saat resesi. Hal tersebut yang menyebabkan angka Pemutusan Hubungan Kerja meningkat. Juga banyak orang yang kehilangan rumah karena tak sanggup membayar cicilan, daya beli melemah, dan banyak bisnis yang mengalami gulung tikar.

            Perekonomian di Indonesia harus disiapkan dalam menghadapi pandemi dalam jangka panjang ini. Sumber pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat bergantung pada bidang konsumsi, investasi, dan ekspor.

Sehingga seluruh instrumen disiapkan untuk menjaga perekonomian Indonesia. Hal tersebut merupakan suatu faktor yang menyebabkan Indonesia tidak mengalami resesi parah seperti negara-negara lainnnya.

            Mayoritas penggerak perekonomian nasional Indonesia adalah belanja domestik. Belanja domestik Indonesia mulai bergerak kembali setelah mengalami penurunan saat Pembatasan Sosial Berskala Besar atau biasa disebut PSBB pada Maret-April 2020

            Berbeda dengan Singapura yang sumber perekonomiannya terletak pada perdagangan Internasional. Mengingat adanya pembatasan sosial mengakibatkan perdagangan internasional terhenti. Hal tersebut mengakibatkan Singapura kehilangan sumber perekonomiannya.

 Pada 2010, negara tetangga kita Thailand juga pernah mengalami resesi ekonomi saat PDB-nya merosot

            Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi krisis ekonomi pada pandemi ini. Yaitu dengan menghilangkan virus corona yang merupakan penyebab terjadinya resesi ataupun krisis ekonomi.

            Negara-negara di seluruh dunia telah banyak yang menetapkan Physcycal Distancing atau menjaga jarak dari orang lain, kewajiban menggunakan masker, Pembersihan atau Sterilisasi secara berkala, dan juga menghimbau warga untuk selalu cuci tangan serta membawa Hand Sanitizer.

Sebagian besar Restoran juga telah membatasi kursi untuk pelanggan agar tidak bergerombol.

Di Indonesia, pemerintah mencoba melakukan berbagai upaya untuk menekan dampak virus Corona terhadap industri. Beberapa stimulus ekonomi diluncurkan, bahkan Presiden Joko Widodo meminta seluruh pihak untuk melakukan social distancing termasuk Work From Home (WFH) dan beberapa Kepala Daerah memutuskan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar.

Hingga saat ini, Indonesia telah memulai lagi kegiatan belajar mengajar namun melalui media online, namun beberapa sekolah ada yang melalui pendidikan secara langsung.

Beberapa Universitas pun juga telah melaksanakan uji vaksin virus corona. Beberapa vaksin kini sedang dalam fase tiga uji klinis, dan kita semua berharap bisa mendapatkan beberapa vaksin yang efektif, yang dapat membantu mencegah orang terinfeksi.

Meskipun begitu, masih banyak warga Indonesia yang ‘bandel’ tidak menaati peraturan pemerintah. Hingga dikeluarkannya sanksi bagi orang yang tidak menggunakan masker. Untuk warga yang tidak berkepentingan diharapkan tidak keluar untuk memutus rantai Covid-19 ini.

Dengan terputusnya rantai Covid-19 ini, diharapkan Dunia dapat kembali seperti semula. Sistem ekonomi kembali membaik, dan juga kesejahteraan rakyat meningkat. Meskipun begitu, Indonesia tetap harus mempersiapkan dan merencanakan instrumen untuk menghadapi Pandemi-pandemi seperti ini di masa yang akan datang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-fungsi-dan-macam-macam-sistem-ekonomi/

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/ekonomi/sistem-perekonomian-indonesia-ekonomi-kelas-10/

https://nasional.kontan.co.id/news/indonesia-di-ambang-resesi-ekonomi-2020-apa-itu-resesi?page=1

https://sukabumiupdate.com/detail/bale-warga/opini/68505-Dampak-Covid-19-Terhadap-Perekonomian-dan-Kebijakan-Pemerintah-Indonesia

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/07/090500665/menilik-potensi-resesi-ekonomi-indonesia-di-tengah-pandemi-covid-19-?page=all

https://www.medcom.id/ekonomi/makro/VNx4RJgN-4-negara-resesi-akibat-covid-19-bagaimana-indonesia

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/04/151000465/mengenal-apa-itu-resesi-ekonomi-dampak-dan-penyebabnya-?page=all

 

Minggu, 21 Juli 2019

Selimut Putih Tangkuban Perahu


Selimut Putih Tangkuban Perahu

  

Salah satu tempat wisata alam yang identik dengan kota Bandung adalah Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Parahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan banyaknya pohon pinus di sekitarnya. Gunung Tangkuban Perahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 mdpl. Suhu rata-rata hariannya adalah 17°C pada waktu siang hari dan 2 °C pada malam hari.
Kami berangkat ke Tangkuban Perahu setelah berkunjung di Institut Teknologi Bandung atau yang biasa disebut ITB. Perjalanan ke sana melewati deretan pohon pinus pun sudah menyegarkan mata. Tak lupa, jalur yang berlenggak-lenggok  memberikan sensasi yang berbeda pada perutku. Hawa sejuk menemani perjalanan kami hari ini. Dingin menyergap saat kita sampai disana. Dengan berbekal Jaket dan Masker, kami keluar dari bus.
Dengan menaiki mobil ontang-anting, kami memasuki kawasan wisata menuju Kawah Ratu. Kawah Ratu hanya bisa dilihat dari atas, dan menjadi lokasi foto pertama bagi saya. Namun, sesampainya disana, tiba-tiba cuacanya berkabut. Menelusuri jalan lebih jauh, terlihat banyak penjual suvenir seperti topi kelinci, syal beraneka warna, kaos, dan lain sebagainya dengan harga yang murah. Selain itu, juga banyak yang menjajakan arberi segar.


Dengan rasa penasaran, kami beranjak ke atas untuk berfoto-foto. Walaupun kawah tetap tidak terlihat, kita tetap senang berfoto. Puas berfoto di Kawah Ratu, kita pergi ke Mushola sejenak untuk Sholat Ashar. Kebetulan kami masuk bersama dengan rombongan Sekolah lain. Menuju lokasi kawah, deretan kios yang menjajakan kaos suvenir Bandung dan Tangkuban Perahu menggoda mata. Setelah berbelanja souvenir dan kaos Tangkuban Perahu, kami kembali dengan menaiki mobil ontang-anting yang memacu adrenalin. 
Mengingat hari yang sudah malam dan tenaga yang sudah habis, kami kembali menuju ke bus dan segera menuju ke hotel untuk beristirahat.